top of page
Search

Selamat Tahun Baru 2018

  • Writer: Yanti Hadiwijono
    Yanti Hadiwijono
  • Jan 29, 2018
  • 2 min read

Seharusnya tulisan ini saya posting menjelang pergantian tahun 2017 ke 2018, tapi karena padatnya kegiatan sehingga dengan berat hati baru bisa saya posting hari ini.


Terlalu banyak cerita yang mau dituang disini. Tentang bagaimana saya bertemu seseorang yang banyak mengajarkan tentang hidup..kehidupan. Bertemu orang-orang baru dengan berbagai macam karakter yang belum pernah saya tahu sebelumnya, yang salah satunya pernah saya ulas di salah 1 judul blog saya.


Pada postingan kali ini, salah satunya saya ingin membahas istilah Jawa bahwa hidup itu ojo rumongso iso, nanging iso rumongso, yang merupakan pepatah Jawa yang arti harfiahnya adalah: jangan merasa bisa, tapi bisalah merasa. Yang maksudnya adalah kita jangan menyombongkan diri dan merasa bisa segalanya, tapi kita harus rendah hati dan bersikap tahu diri, sehingga mampu mengontrol setiap perkataan dan perbuatan kita.


Sering saya temui dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa orang yang karena merasa bisa melakukan sesuatu ataupun memiliki hal yang tidak dimiliki orang lain lantas orang tersebut akan bertindak permisif bahwa dia boleh menyombongkan diri. Bahkan pada beberapa kasus ada yang dengan arogannya merasa berhak untuk menginjak hak-hak orang lain. Ingat, di atas langit masih ada langit!


Menurut saya kehidupan tidak harus selalu kita sendiri yang mengalaminya, ternyata kita bisa mempelajarinya dari kisah hidup orang lain. Tapi buat saya, cukuplah pengalaman pahit ataupun manis saya jalani sendiri, saya pelajari dan saya tanamkan dalam diri sendiri bahwa hidup itu ternyata tidak sesederhana tagline saya.


Di penghujung tahun 2017 ini saya mengenal seseorang yang sebetulnya sudah saya kenal sejak awal tahun yang sama. Entah kenapa jalan hidup yang kami lalui hampir sama, bedanya hanya saya merasa sudah melampaui tingkat kesabaran tertentu dan masih mendalami ilmu ikhlas. Sedangkan beliau mungkin malah sudah lulus.


Banyak cerita yang sudah kami bagi bersama. Dari situ saya belajar bahwa ternyata kesabaran saya yang selama ini saya bangga-banggakan ternyata tidak ada apa-apanya dibanding kesabaran beliau menghadapi masalahnya, yang menurut saya Amat Sangat Luar Biasa. Yang akhirnya membuat kami merasa saling menemukan soulmate.


Mengutip Elizabeth Gilbert’s quote: “A true soulmate is probably the most important person you’ll ever meet, because they tear down your walls and smack you awake. Soulmates, they come into your life just to reveal another layer of yourself to you, and then leave. The purpose is to shake you up, tear apart your ego a little bit, show you your obstacles and addictions, break your heart open so new light can get in, make you so desperate and out of control that you have to transform your life, then introduce you to your spiritual master…”

(Belahan jiwa sejati mungkin adalah orang paling penting yang pernah Anda temui, karena merekalah yang merobohkan dinding (persembunyian) Anda dan membuat Anda terjaga. Belahan jiwa, mereka datang ke dalam hidup Anda untuk membantu Anda mengupas lapisan lain dari diri Anda, dan kemudian pergi. Tujuannya adalah untuk membangunkan Anda, merobek sedikit ego Anda, menunjukkan masalah dan rasa kecanduan Anda (terhadap sesuatu), membuka hati Anda sehingga cahaya baru bisa masuk, membuat Anda begitu putus asa dan tidak terkendali sehingga Anda harus mengubah (pola) hidup Anda, lalu memperkenalkan Anda kepada guru spiritual Anda…)


Bulan tetap terang ketika tidak menghindari malam (Jalaludin Rumi).




 
 
 

Comments


©2017 by Tabularasa

bottom of page