top of page
Search

Taman Sari Gua Sunyaragi

  • Writer: Yanti Hadiwijono
    Yanti Hadiwijono
  • Oct 29, 2017
  • 3 min read

Gua Sunyaragi adalah sebuah gua yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon di mana terdapat bangunan mirip candi yang disebut Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut sebgaai Tamansari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya adalah sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.


Gua Sunyaragi merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Kota Cirebon dengan luas sekitar 15 hektare. Objek cagar budaya ini berada di sisi jalan bypass Brigjen Dharsono, Cirebon. Konstruksi dan komposisi bangunan situs ini merupakan sebuah taman air. Karena itu Gua Sunyaragi disebut taman air gua Sunyaragi. Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu Danau Jati. Lokasi di mana dulu terdapat Danau Jati saat ini sudah mengering dan dilalui jalan by pass Brigjen Dharsono, sungai Situngkul, lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Sunyaragi milik PLN, persawahan dan menjadi pemukiman penduduk. Selain itu di gua tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman seperti Gajah, patung wanita Perawan Sunti, dan Patung Garuda. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton Pakungwati sekarang bernama keraton Kasepuhan.

Sudut-Sudut yang menampilkan relief


Kompleks tamansari Sunyaragi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pesanggrahan dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi dengan serambi, ruang tidur, kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan kolam. Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar kompleks menggunakan batu bermotif batukarang dan awan. Pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu dalamnya berbentuk paduraksa (bangunan berbentuk gapura yang memiliki atap penutup, yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di Jawa dan Bali. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus. Bangunan ini biasa dijumpai pada gerbang masuk bangunan-bangunan lama di Jawa dan Bali, seperti kompleks keraton, makam keramat, serta pura dan puri, meskipun pada masa sekarang ada pula rumah yang juga menggunakan gapura semacam ini).

Paduraksa

Paduraksa


Dilihat dari gaya atau corak dan motif-motif yang muncul serta pola-pola bangunan yang beraneka ragam dapat disimpulkan bahwa gaya arsitektur Gua Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara gaya Indonesia klasik atau Hindu, gaya Cina atau Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam, dan gaya Eropa.

​Batu Motif Karang & Awan

Batu Motif Karang & Awan


Gaya Indonesia klasik atau Hindu dapat terlihat pada beberapa bangunan berbentuk joglo. Misalnya, pada bangunan Bale Kambang, Mande Beling dan gedung Pesanggrahan, bentuk gapura dan beberapa buah patung seperti patung gajah dan patung manusia berkepala garuda yang dililit oleh ular. Seluruh ornamen bangunan yang ada menunjukkan adanya suatu sinkretisme budaya yang kuat yang berasal dari berbagai dunia. Namun, umumnya dipengaruhi oleh gaya arsitektur Indonesia Klasik atau Hindu.

Bale Kambang

Bale Kambang

Gaya Cina terlihat pada ukiran bunga seperti bentuk bunga persik, bunga matahari dan bunga teratai. Di beberapa tempat, dulu Gua Sunyaragi dihiasi berbagai ornamen keramik Cina di bagian luarnya. Keramik-keramik itu sudah lama hilang atau rusak sehingga tidak diketahui coraknya yang pasti. Penempatan keramik-keramik pada bangunan Mande Beling serta motif mega mendung seperti pada kompleks bangunan gua Arga Jumud memperlihatkan bahwa gua Sunyaragi mendapatkan pengaruh gaya arsitektur Cina.


Gua Sunyaragi didirikan pada zaman penjajahan Belanda sehingga gaya arsitektur Belanda atau Eropa turut memengaruhi gaya arsitektur gua Sunyaragi. Tanda tersebut dapat terlihat pada bentuk jendela yang tedapat pada bangunan Kaputren, bentuk tangga berputar pada gua Arga Jumud dan bentuk gedung Pesanggrahan.

Kaputren

Kaputren


Walaupun berubah-ubah fungsinya menurut kehendak penguasa pada zamannya, secara garis besar Tamansari Sunyaragi adalah taman tempat para pembesar keraton dan prajurit keraton bertapa untuk meningkatkan ilmu kanuragan. Bagian-bagiannya terdiri dari 12 antara lain :

  • Bangsal jinem sebagai tempat sultan memberi wejangan sekaligus melihat prajurit berlatih.

  • Gua pengawal sebagai tempat berkumpul par apengawal sultan.

  • Kompleks Mande Kemasan (sebagian hancur).

  • Gua pandekemasang sebagai tempat membuat senjata tajam.

  • Gua simanyang sebagai tempat pos penjagaan.

  • Gua langse adalah sebuah tempat yang khusus diperuntukan kepada Raja dan permaisurinya bersantai. Karena tempat ini hanya diperuntukan untuk raja dan permaisurinya maka tempat inilah satu-satunya tempat yang dibuat dengan begitu indah agar raja ketika memasuki tempat ini bisa merasa sangat nyaman dan melupakan sejenak kepenatannya memerintah

  • Gua peteng sebagai tempat nyepi untuk kekebalan tubuh.

  • Gua arga jumud sebagai tempat orang penting keraton. Fungsinya mirip dengan Gua Langse, hanya bedanya untuk Gua Arga Jumud ini dikhususkan bagi para petinggi keraton baik ketika bersantai maupun ketika mengadakan rapat-rapa penting dalam hal menyangkut keraton

  • Gua padang ati sebagai tempat bersemedi.

  • Gua kelanggengan sebagai tempat bersemedi agar langgeng jabatan.

  • Gua lawa sebagai tempat khusus kelelawar.

  • Gua pawon sebagai dapur penyimpanan makanan

Gua Arga Jumud

Gua Arga Jumud


 
 
 

Comments


©2017 by Tabularasa

bottom of page