Dunia tidak melulu HITAM atau PUTIH, Yanti
- Yanti Hadiwijono
- Jul 28, 2017
- 3 min read
Selama usia dewasa ini, saya pernah bertemu dengan segala jenis manusia dengan watak/karakter yang berbeda-beda. Tapi tahun ini saya baru tahu ada orang dengan tipe unik, menurut saya lho, yang tidak ada di golongan HITAM ataupun PUTIH. Mungkin teman-teman pembaca akan bilang: ya ampun Yanti kemana aja..?!
Kalau selama ini saya hanya tahu lewat film, berita, ataupun buku-buku yang saya baca, kali ini saya betul-betul bertemu & bahkan sempat berteman dengan orang unik itu, walaupun hanya 1 bulan. Hal ini sangat patut saya syukuri, baik dari pendeknya periode berteman & sensasi pengalamannya.
Saya tidak mau ghibah maupun fitnah, karena itu saya tidak akan mencantumkan jenis kelamin, nama, inisial nama, ataupun nama alias “bunga”, “kijang”, dll. Saya sharing ini sebagai pengingat diri aja, tidak ada maksud lain.
Waktu awal perkenalan, dia terlihat “normal”, bahkan saya sempat minder setelah melihat akun FB & blognya yang mengisahkan tentang kredibilitas dan kompetensinya baik formal maupun non-formal. Perlu diperhatikan bahwa blog & akun FB itu dia kelola sendiri, dimana saya yang bodoh ini baru menyadari di saat-saat terakhir darimana apresiasi-apresiasi tsb ternyata berasal. Awalnya kami memang berteman di FB, tapi tidak lama dia meng-unfriend saya dengan alasan “keamanan” karena cita-citanya yang ingin menjadi tokoh politik.
Tapi etapiii… saat pertemuan pertama mulai deh terlihat aslinya. Berulangkali dia bilang bahwa dia seorang yang introvert (super introvert malah katanya). Selama sekian jam pertemuan itu, seluruh waktu dikuasai dengan cerita tentang kehebatannya, kisah-kisahnya dengan 40an lebih teman dekat lain jenis yang pernah dekat dengan dia, keburukan orangtuanya & keluarganya (dia terang-terangan menyalahkan kedua orangtuanya atas apa yang menurutnya membuat dia seperti sekarang ini) & segala hal melulu tentang dia. Tak lupa dia juga menyampaikan secara gamblang bahwa dia mengidap delusional & bipolar disorder plus BDSM*, yang menurut saya yang bodoh ini biasanya orang tidak akan bercerita sepanjang-selebar-seluas-setinggi-sedalam ini kepada orang yang baru dikenal, kecuali saya seorang dokter ataupun ahli kejiwaan yang akan mengobati penyakitnya.
Daaaann... sebagai hasil dari 5x pertemuan yang singkat, yang dalam setiap pertemuannya selalu diisi dengan sesi pembicaraan searah tentang dia, dengan bangga dia membuat “assessment” tentang saya, yang alih-alih akurat hasilnya malah sangat jauuuuh dari sebenarnya. Tapi dia memaksa bahwa itu adalah kebenaran yang bisa “dipertanggungjawabkan” karena menurutnya dia adalah seorang praktisi SDM (dan psikologi?) yang terakreditasi, berkompetensi, serta diakui oleh para client & rekan seprofesinya.
Saya dituduh memiliki penyakit kronis, hanya karena menurut dia saya tidak terbuka seperti dia. Saya dibilang sociophobia karena saya tidak suka menghabiskan waktu berjalan-jalan di mall. Dan terakhir (mungkin karena yang sebelum-sebelumnya tidak mempan), saya dibilang punya masalah kejiwaan & dianggap sebagai orang aneh karena tidak mau mengakuinya. Wow..! Ini yang membuat saya, beberapa teman & sahabat saya berkomentar: nyari temen..?!
Mereka pulalah yang sejak awal mewanti-wanti saya untuk berhati-hati atau lebih baik tidak melanjutkan pertemanan ini.
Sepengetahuan saya yang bodoh ini, seorang praktisi tidak akan membuka medical record pasiennya. Itupun kalau praktisi beneran & diagnosanya juga bukan hasil malpraktek. Lha ini udah salah, keukeuh-sumeukeuh benar, eh malah diceritakan kemana-mana. Saya bisa bilang begini karena beberapa kali dia cerita ke saya ada 2-3 orang temannya yang punya masalah kejiwaan. Hadeuuuuuuhhh…
Jujur, saya tidak peduli kalaupun dia sampai melakukan hal yang sama terhadap saya: menyebarluaskan hal-hal yang tidak benar tentang saya ke teman-temannya maupun di akun-akun sosmednya seperti yang dia lakukan terhadap orang lain & teman-temannya. Karena sebetulnya saya bersimpati & berempati pada dia. Selama berteman dengannya, saya juga tidak peduli harus beberapa kali membayarkan makan malam & ongkos pulangnya, karena dia bilang belum punya penghasilan.
So, welcome to the new world, Yanti. It’s not always BLACK & WHITE. Yakin bahwa Allah SWT akan menggantikannya dalam bentuk lain. Amin...

Comentários